Garuda yang memiliki keunggulan postur tubuh, memaksimalkan kinerja Hendrik Agustinus saat melakukan serangan. Dominasi Hendrik menjadi sangat tangguh dan sulit terbendung oleh Gipsona Virgian. Dalam empat kali usaha Hendrik berjibaku di bawah ring Bimasakti, dua di antaranya berujung foul oleh para pemain Bimasakti. Empat poin dari Hendrik membawa Garuda unggul 15-10 di akhir kuarter pertama.
Bimasakti mau tidak mau kembali bergantung kepada dua pemain andalan mereka, Yanuar Priasmoro dan Bima Rizky. Yanuar benar-benar bekerja keras mencoba menusuk Garuda. Beberapa penetrasi Yanuar sangat cepat dan bertenaga hingga sulit dihentikan para pemain Garuda kecuali dengan melakukan foul. Garuda lebih merata ketika menyerang dan kembali unggul di akhir kuarter kedua, 37-26.
Pola serangan Garuda yang selalu memanfaatkan satu sisi lapangan serang tidak mampu dipatahkan para pemain Bimasakti. Vinton yang berada sebagai poros serangan selalu berhasil melepaskan umpan kepada Indra Budianto ataupun Christ Gideon yang melakukan cutting. Persentase field goals Garuda membaik karena pola ini. Dengan 51 persen pada field goals, Garuda mempertahankan keunggulan 63-50.
Yanuar yang bermain penuh selama 40 menit dan mencetak 26 angka hanya bisa mengandalkan kontribusi dukungan dari Bima yang juga bermain penuh 40 menit. Bima sendiri mencetak 12 angka. Sulit bagi kedua pemain ini untuk mengangkat Bimasakti.
Pada kubu Garuda, empat pemain mencetak dobel digit angka. Hendru dengan 18 poin, Vinton Nolland dan Fadlan Minallah dengan masing-masing 12 poin, serta Christ Gideon 11 poin.
(min)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar