Selasa, 24 April 2012

SOS Desak PSSI Ganti Ramadhan


KOMPAS Images/DHONI SETIAWANAnggota DPR dari Fraksi Demokrat, Ramadhan Pohan (kanan) menunjukkan luka di tulang hidung antara kedua matanya saat keluar dari acara pra launching buku Membongkar Gurita Cikeas di Doekoen Coffee, Jakarta Selatan, Rabu (30/12/2009). Ia mengaku dipukul George Junus Aditjondro saat berdebat mengenai buku yang menuai kontroversial. KOMPAS IMAGES/DHONI SETIAWAN

JAKARTA, KOMPAS.com — Komunitas pencinta sepak bola, Save Our Soccer, menyayangkan keputusan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mengangkat politisi Partai Demokrat, Ramadhan Pohan, sebagai manajer tim nasional senior. SOS mendesak PSSI segera membatalkan keputusan tersebut. Menurut mereka, Timnas lebih baik dikelola oleh orang yang ahli mengelola manajemen Timnas, bukan politisi serabutan.

"Kami sangat menyayangkan hal itu terjadi, di mana lagi-lagi politisi ikut campur dalam urusan persepakbolaan negeri. Hal itu adalah pengkhianatan cita-cita revolusi PSSI, karena PSSI justru menjadikan politisi Demokrat sebagai Manajer Timnas," ungkap anggota SOS, Apung Widiadi, dalam rilis yang diterima Kompas.com, Selasa (24/4/2012) pagi.

SOS menduga, Ramadhan diangkat sebagai manajer untuk melancarkan sumbangan dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk Timnas yang mandek dari Kemenpora.

"Jika demikian, tentu saja ini pilihan yang naif, di mana cara-cara politik dan personal justru dilakukan daripada memperkuat kelembagaan PSSI itu sendiri. Perlu dicatat, memasukkan politisi ke PSSI bukan jalan keluar, namun bencana baru untuk persepakbolaan Indonesia," lanjut pernyataan tersebut.

Setidaknya, SOS mencatat beberapa hal yang janggal dalam penunjukan Ramadhan sebagai manajer. Pertama, pemilihan dilakukan secara tertutup dan sepihak oleh PSSI dan Penanggung Jawab Timnas, Bernhard Limbong. SOS menilai pemilihan Ramadhan Pohan lekat dengan subyektivitas dan kepentingan politik.

Kedua, penunjukan Ramadhan Pohan tidak berdasarkan kebutuhan teknis Timnas, tetapi lebih pada orientasi politik dalam pencairan APBN untuk Timnas. Ini merupakan langkah jangka pendek yang salah.

Ketiga, tak ada nama calon lain yang diusulkan menjadi Manajer Timnas, selain Ramadhan Pohan. Seharusnya ada uji kompetensi dan kelayakan yang dilakukan. Terakhir, penunjukan Ramadhan Pohan ini dinilai memperlihatkan kegagalan Bernard Limbong sebagai Penanggung Jawab Timnas.

Secara keseluruhan, penunjukan politisi Demokrat oleh Penanggung Jawab Timnas merupakan ancaman untuk independensi PSSI dan Timnas Indonesia sehingga SOS menuntut PSSI membatalkan keputusan itu dan menolak politisi mengurusi sepak bola. SOS meminta PSSI menunjuk sosok yang lebih ahli dalam mengelola manajemen Timnas dan bukan politisi yang bekerja "serabutan".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar