Sabtu, 16 Juni 2012

Pemerintah Dituding Tak Serius Selesaikan Konflik Papua

Ilustrasi Papua (Foto: Reuters)
Ilustrasi Papua (Foto: Reuters)

JAKARTA - Konflik di Papua seperti tak kunjung usai. Intelektual muda Papua, Natalis Pigay, menuding pemerintah tak serius dalam menyelesaikan konflik di Bumi Cendrawasih ini.

"Sebagai contoh, pernyataan Pak SBY yang seolah-olah nyawa orang papua yang tewas hanya satu dua orang dan tidak perlu dibesar-besarkan. Memang dia bisa aqounting (menghitung) jumlah rakyat papua. Setiap nyawa itu berharga, nyawa itu milik Tuhan," kata Natalis dalam diskusi Polemik Sindo Radio di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (16/6/2012).

Selain pernyataan SBY, Natalis menyitir beberapa pernyataan pemipin negara yang dianggap melukai hati warga Papua. Seperti pernyataan Gubernur Sulsel, yang menyebut Papua sebagau suku pemberontak, serta pernyataan Menkopolhukam yang terkesan mendeskriditkan rakyat papua sebagai pelaku kekerasan.

"Pernyataan tiga pemimpin menimbulkan sentimen kesukuan yang mendalam," imbuhnya. Akibatnya, kata dia, terjadi perubahan konfrontatif dalam perjuangan masyarakat Papua.

"Senjata sudah mulai ditinggalkan. Sementara menanggalkan senjata, pengamanan di Papua berlebihan. Kalau tidak salah ada 14 ribu, atau 16 ribu pasukan TNI di Papua, dengan 200 intelijen. Sementara jumlah penduduk Papua hanya 1,5 juta orang.

"Jadi satu anggota anggota TNI mengawasi 10 orang. Kesimpulan saya dialog penting. Dialog untuk pra kondisi. Kita ingin diperlakukan sama dengan rakyat Jogja, Jakarta, yang selalu aman," tukasnya.

(ded)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar